[Dakwahsunnah] – Nyata, Mereka Terlepas dari Kesulitan dengan Mentauhidkan Allah Ta’ala

0
1,265 views
Subscribe to our free newsletters to get Events, Infaq and Mufti live updates.
Invalid email address
We promise not to spam you. You can unsubscribe at any time.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ, أَمَّا بَعْدُ:

 

Saudaraku seiman…

Di bawah ini beberapa kisah nyata tentang orang-orang yang ketika mendapat kesulitan mereka bukannya meminta kepada;

– manusia yang dianggap pintar, baik berprofesi sebagai dukun, paranormal, guru spiritual, tukang ramal dan lainnya yang semakna dengan mereka

– orang mati yang sudah di kubur, baik yang dipandang sebagai wali, sunan atau orang shalih. (Tidak memanggil wahai husein, wahai abdul qadir jailani, wahai si fulan, wahai si fulan seperti yang diajarkan kepada penulis ketika masih belajar dalam ajaran sesat yang menyandarkan ajarannya kepada Islam).

 

– jin atau yang dianggap khadam dan semisalnya

– kuburan-kuburan yang dianggap keramat, bertuah dan semisalnya

– pohon-pohon yang dianggap keramat

– sungai-sungai yang dianggap sebagai pesugihan

Tetapi mereka meminta kepada ALLAH AZZA WA JALLA, AL MUDABBIR (MAHA PENGATUR), AL KHALIQ (MAHA PENCIPTA), AL MALIK (MAHA BERKUASA).

SEHINGGA AKHIRNYA MEREKA TERLEPAS DARI KESULITAN, KEGELISAHAN DAN DIBERIKAN JALAN KELUAR YANG PENUH DENGAN BERKAH.

INILAH CERITA MEREKA;

1. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ketika dikejar-kejar oleh orang-orang kafir Quraisy dan beliau bersama Abu Bakar bersembunyi di dalam sebuah gua, ketika itu Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu sangat takut dan cemas akan keselamatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Tetapi ketika mereka berdua menyandarkan diri hanya kepada Allah Ta’ala, ketika mereka metauhidkan Allah Ta’ala, apakah yang terjadi? Perhatikan kisahnya…

 { إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ } [التوبة: 40]

Artinya: “Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” QS. At Taubah: 40.

أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ حَدَّثَهُ قَالَ نَظَرْتُ إِلَى أَقْدَامِ الْمُشْرِكِينَ عَلَى رُءُوسِنَا وَنَحْنُ فِى الْغَارِ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ نَظَرَ إِلَى قَدَمَيْهِ أَبْصَرَنَا تَحْتَ قَدَمَيْهِ فَقَالَ « يَا أَبَا بَكْرٍ مَا ظَنُّكَ بِاثْنَيْنِ اللَّهُ ثَالِثُهُمَا ».

Artinya: “Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Abu Bakar Ash Shiddiq bercerita kepadanya, ia berkata: “Aku telah melihat kepada telapak kaki-telapak kaki kaum musyrik di atas kepala kami dan ketika itu kami sedang di dalam goa, lalu aku berkata: “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, jikalau salah seorang dari mereka melihat kepada kedua telapak kakinya niscaya ia akan melihat kita di bawah kedua telapak kakinya”, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai Abu Bakar, Apa yang perakiraanmu, dengan dua orang  dan Allah ketiganya.” HR. Muslim.

Akhirnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu merasa tenang dan diselamatkan oleh Allah Ta’ala.

2. Nabi Musa ‘alaihissalam ketika dikejar-kejar oleh Fir’aun dan bala tentaranya, dengan mentauhidkan Allah Ta’ala mereka

{فَلَمَّا تَرَاءَى الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَى إِنَّا لَمُدْرَكُونَ (61) قَالَ كَلَّا إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ (62) فَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنِ اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْبَحْرَ فَانْفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيمِ (63) وَأَزْلَفْنَا ثَمَّ الْآخَرِينَ (64) وَأَنْجَيْنَا مُوسَى وَمَنْ مَعَهُ أَجْمَعِينَ (65)} [الشعراء: 61 – 65]

Artinya: “Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: “Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul.” “Musa menjawab: “Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” “Lalu Kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu”. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.” “Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain.” “Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya.” QS. Asy Syu’ara: 61-65.

Ibnu Katsir rahimahullah berkata:

ذكر غير واحد من المفسرين: أن فرعون خرج في جحفل عظيم وجمع كبير  ، وهو عبارة عن مملكة الديار المصرية في زمانه، أولي الحل والعقد والدول، من الأمراء والوزراء والكبراء والرؤساء والجنود

“Disebutkan oleh bukan satu dari ahli tafsir bahwa Fir’aun keluar membawa bala tentara yang besar dan jumlah yang banyak, dan ia adalah meruapakan kiasan dari seluruh pasukan kerajaan mesir di zamannya, majelis permusyawaratan, penjanjian dan ineternasional; baik berupa para amir, mentri, pembesar, pemimpin dan bala tentara.”

Beliau juga berkata:

{ فَلَمَّا تَرَاءَى الْجَمْعَانِ } أي: رأى كل من الفريقين صاحبه، فعند ذلك { قَالَ أَصْحَابُ مُوسَى إِنَّا لَمُدْرَكُونَ } ، وذلك أنه انتهى بهم السير إلى سيف البحر، وهو بحر القلزم، فصار أمامهم البحر، وفرعون قد أدركهم بجنوده، فلهذا قالوا: { إِنَّا لَمُدْرَكُونَ قَالَ كَلا إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ } أي: لا يصل إليكم شيء مما تحذرون، فإن الله، سبحانه، هو الذي أمرني أن أسير هاهنا بكم، وهو لا يخلف الميعاد.

“Ketika kedua kelompok melihat” maksudnya adalah kedua kelompok melihat kepada lawannya, maka saat itu, berkatalah pengiukut Nabi Musa “alaihissalam: “Kita akan didapati oleh mereka.”, karena pada waktu itu, perjalanan mereka sudah sampai ke ujung panta, dan ia adalah lautan al Qalzum, akhirnya dihadapan mereka terdapat lauitan dan Fir’aun telah menghampiri mereka dengan bala tentaranya, oleh sebab itulah mereka mengatakan: “Kita akan di dapati, ia (Musa) berkata: “Tidak sama sekali, sesungguhnya bersamaku Rabbku yang akan memberikan petunjuk kepadaku.” Yaitu maksudnya tidak akan sampai kepada kalian apa yang kalian takutkan, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dialah yang telah memerintahkan kepadaku untuk berjalan ke sini bersam kalian. Dan Dia tidak mengingkari janji.

Beliau juga berkata:

وكان هارون، عليه السلام، في المقدمة، ومعه يوشع بن نون، [ومؤمن آل فرعون وموسى، عليه السلام، في الساقة، وقد ذكر غير واحد من المفسرين: أنهم وقفوا لا يدرون ما يصنعون، وجعل يوشع بن نون] (1) ، أو مؤمن آل فرعون يقول لموسى، عليه السلام: يا نبي الله، هاهنا أمرك الله أن تسير؟ فيقول: نعم، واقترب فرعون وجنوده، ولم يبق إلا القليل، فعند ذلك أمر الله نبيه موسى أن يضرب بعصاه البحر، فضربه، وقال: انفلق بإذن الله.

“Harun ‘alaihissalam berada di depan bersamadengan Yusya’ bin Nun sedangkan orang-orang yang beriman dari keluarga Fir’aun dan Musa ‘alaihissalam di belakang, dan telah disebutkan tidak satu dari para ahli tafsir; bahwa mereka berhento tidak mengetahui apa yang mereka (harus) perbuat, dan ketika tu YUsya’ bin Nun atau orang-orang beriman dari keluarga Fir’aun berkata kepada Musa ‘alaihissalam: “Wahai Nabi Allah, apakah disini Allah telah memereintahkanmu untuk berjalan?, beliau menjawab: ‘Iya, dan mendekatlah Fir’aun dan bala tentaranya dan tidak tersisa kecuali sedikiy, mka ketika itu Allah Ta’ala memerintahkan nabi-Nya Musa untuk memukul lautan dengan tongkatnya, lalau Musa memukulkannya dan berkata: “Terbukalah dengan izin Allah.” Lihat Kitab Tafsir IBnu Katsir di dalam ayat. Ini.

Saudaraku seiman…

Lihatlah ketika Nabi Musa ‘alaihissalam menyandarkan diri kepada Allah, ketika beliau mentauhidkan hanya Allah Ta’ala, maka Allah menyelamatkan beliau dan pengikutnya dan menenggelamkan musuhnya Fir’aun dan bala tentaranya.

3. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam ‘alaihissalam yang selamat ketika proses pembakaran oleh kaumnya karena mentauhid Allah Ta’ala, mari simak kisahnya

{قَالُوا أَأَنْتَ فَعَلْتَ هَذَا بِآلِهَتِنَا يَا إِبْرَاهِيمُ (62) قَالَ بَلْ فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَذَا فَاسْأَلُوهُمْ إِنْ كَانُوا يَنْطِقُونَ (63) فَرَجَعُوا إِلَى أَنْفُسِهِمْ فَقَالُوا إِنَّكُمْ أَنْتُمُ الظَّالِمُونَ (64) ثُمَّ نُكِسُوا عَلَى رُءُوسِهِمْ لَقَدْ عَلِمْتَ مَا هَؤُلَاءِ يَنْطِقُونَ (65) قَالَ أَفَتَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكُمْ شَيْئًا وَلَا يَضُرُّكُمْ (66) أُفٍّ لَكُمْ وَلِمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَفَلَا تَعْقِلُونَ (67) قَالُوا حَرِّقُوهُ وَانْصُرُوا آلِهَتَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ (68) قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ (69) وَأَرَادُوا بِهِ كَيْدًا فَجَعَلْنَاهُمُ الْأَخْسَرِينَ (70) } [الأنبياء: 62 – 71]

Artinya: “Mereka bertanya: “Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?.” “Ibrahim menjawab: “Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara.” “Maka mereka telah kembali kepada kesadaran mereka dan lalu berkata: “Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri).” “Kemudian kepala mereka jadi tertunduk (lalu berkata): “Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara.” “Ibrahim berkata: “Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun dan tidak (pula) memberi mudarat kepada kamu?.” “Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami?” “Mereka berkata: “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak.” “Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.” “Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi.” QS. Al Anbiya’: 62-71.

Saudaraku seiman…

Lihatlah bagaimana Allah Ta’ala menjadikan api tersebut dingin dan mendatangkan keselamatan kepada nabi Ibrahim dalam rangka menyelamatkannya, setelah Nabi Ibrahim mentauhidkan Allah Ta’ala dengan menghina sembahan-sembahan selain Allah yang tidak dapat memberikan manfaat sedikitpun dan juga tidak dapat menahan bahaya.

4. Nabi Yunus ‘alaihissalam selamat kembali ke tepian dan daratan setelah mentauhidkan Allah Ta’ala, dengan bersandar hanya kepada-Nya, padahal setelah beliau di dalam lautan dan bahkan di dalam perut ikan, simak kisah beliau:

{وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ (139) إِذْ أَبَقَ إِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ (140) فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ الْمُدْحَضِينَ (141) فَالْتَقَمَهُ الْحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٌ (142) فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ (143) لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (144)} [الصافات: 139 – 144]

Artinya: “Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul,” “(ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan.” “kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian.” “Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.” “Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah.” “Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.”

{وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ (87) فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ (88)} [الأنبياء: 87، 88]

Artinya: “Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.” “Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” QS. Al Anbiya’: 87-88.

Ibnu Katsir rahimahullah berkata:

قال ابن مسعود: ظلمة بطن الحوت، وظلمة البحر، وظلمة الليل.

“Abdullah bin Masud radhiyallahu ‘anhu berkata: “(maksud dari “di dalam kegelapan-kegelapan”) adalah kegelapan di dalam perut ikan, kegelaan lautan dan kegelapan makan.”

قال ابن مسعود، وابنُ عباس وغيرهما: وذلك أنه ذهب به الحوتُ في البحار يَشُقُّها، حتى انتهى به إلى قرار البحر، فسمع يونسُ تسبيح الحصى في قراره ، فعند ذلك وهنالكَ قال: { لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ }

“Abdullah bin Mas’ud dan IBnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Dan hal itu adalah ikan membawanya ke dalam  lautan membelahnya, sampai kepada dasar lautan, maka Nabi Yunus mendengar ucapan Subhanallah dari bebatuan di dalam dasar lautan, maka ketika itu dan di sana ia berkata:

{ لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ }

وقال عوف: لما صار يونس في بطن الحوت، ظن أنه قد مات، ثم حرك رجليه فلما تحركت سجد مكانه، ثم نادى: يا رب ، اتخذت لك مسجدًا في موضع ما اتخذه أحد.

“Berkata ‘Auf  rahimahullah: “Ketika Yunus berada di dalam perut ikan, ia mengira bahwa dirinya sudah mati, kemudian ia menggerakkan kedua kakinya, ketika bergerak langsung beliau sujud di tepat itu, kemudian beliau berdoa: “Wahai Rabbku, aku menjadikan untuk tempat sujud di tempat yang tidak seorangpun menjadikannya tempat sujud.”

وقوله: { فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ } أي: أخرجناه من بطن الحوت، وتلك الظلمات، { وَكَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ } أي: إذا كانوا في الشدائد ودَعَونا منيبين إلينا، ولا سيما إذا دعوا بهذا الدعاء في حال البلاء

“Dan Firman-Nya: “Dan Kami kabulkan doanya dan selamatkan ia dari kesulitan”, yaitu: “Kami keluarkan ia dari perut ikan dan dari kegelapan-kegelapan itu, dan demikianlah “Kami selamatkan kaum beriman” yaitu jika mereka di dalam kesulitan dan mereka berdoa dan kembali kepada Kami, terutma jika mereka berdoa dengan doa ini dalam keadaan mendapat bala musibah.” Lihat tafsir Ibnu Katsir, 5/366-368.

Saudaraku seiman…lihatlah Nabi Yunus ‘alaihissalam diselamatkan Allah Ta’ala dari kegelapan dan dari perut ikan, setelah mentauhidkan Allah dengan bermunajat hanya kepada-Nya. 

5. Nabi Zakaria ‘alaihissalam mendapat anak dalam keadaan beliau dan istrinya sudah tidak mungkin lagi mendapatkan anak, mari simak kisahnya…

{وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَى رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ (89) فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَى وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ (90) } [الأنبياء: 89، 90]

Artinya: “Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Rabbnya: “Wahai Rabbku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik.” “Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” QS. Al Anbiya’: 89-90.

Ibnu Katsir rahimahullah berkata:

يخبر تعالى عن عبده زكريا، حين طلب أن يَهبَه الله ولدا، يكون من بعده نبيًا. وقد تقدمت القصة مبسوطة في أول سورة “مريم” وفي سورة “آل عمران” أيضا، وهاهنا أخصر منهما؛ { إِذْ نَادَى رَبَّهُ } أي: خفية عن قومه: { رَبِّ لا تَذَرْنِي فَرْدًا } أي: لا ولدَ لي ولا وارثَ يقوم بعدي في الناس، { وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ } دعاء وثناء مناسب للمسألة.

“Allah Ta’ala mengkhabarkan tentang hamba-Nya Zakaria, ketika meminta agar Allah menganugerahkan kepadanya seorang anak lelaki yang akan menjadi nabi sepeninggalnya, dan telah disebutkan di dalam kisah-kisah secara terbuka di awal surat Maryam dan di dalam surat Ali Imran juga, dan disini saya sebutkan dari keduanya: “Ketika beliau berdoa kepada Rabb-Nya”, yaitu tersembunyi dari kaumnya, “Wahai Rabbku, jangan tinggalkan aku sendirian”, maksudnya yaitu tidak ada anak lelaki untukku dan tidak ada ahli waris  yang akan berdiri menggantikanku di tengah-tengah manusia”, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi ahli waris.” Ini adlah doa dan ujian yang sesuai dengan permintaan.” Lihat tafsir Ibnu Katsir,5/370.

يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَى لَمْ نَجْعَلْ لَهُ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا (7) قَالَ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا وَقَدْ بَلَغْتُ مِنَ الْكِبَرِ عِتِيًّا (8) قَالَ كَذَلِكَ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْئًا (9) } [مريم: 7 – 10]

Artinya: “Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.” “Zakaria berkata: “Wahai Rabbku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua.” “Tuhan berfirman: “Demikianlah”. Tuhan berfirman: “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali.” “Zakaria berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda”. Tuhan berfirman: “Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat.” QS. Maryam: 7-10.

Saudaraku seiman…cerita yang ajaib tapi nyata…

Kemandulan istri dan ketua rentaan suami, dua sebab yang mustahil dengan ada keduanya akan mendatangkan anak, tetapi ketika Nabi Zakaria ‘alaihissalam berdoa hanya kepada Allah tidak kepada selain-Nya, ketika Nabi Zakaria ‘alaihissalam mentauhidkan Allah, maka yang mustahil menjadi mungkin dan bahkan benar-benar telah terjadi. Subhanallah…

Semoga setelah ini, sebagai seorang muslim kita lebih meyakini bahwa dengan mentauhidkan Allah Ta’ala, bermunajat kepada-Nya, bersandar hanya kepada-Nya semua urusan pasti ada jalan keluar dan jalan keluarnyapun penuh dengan berkah dari Allah Ta’ala.

Ditulis oleh Ahmad Zainuddin

Kamis, 6 Rajab 1434H, Dammam KSA.

Subscribe to our free newsletters to get Events, Infaq and Mufti live updates.
Invalid email address
We promise not to spam you. You can unsubscribe at any time.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.